Senin, April 20, 2009

CINTA TAK TERUCAP


“taraaaaaaaaa………”
“gdubrakkkk…..”sebuah teriakan super membuat Tara yang tengah berjalan menuju perpus sekolah tiba-tiba mendadak jatuh ke got di muka kelas 12 IPS 5,spontan seluruh siswa dan siswi yang berada di sekitar nya tertawa terbahak-bahak,tapi pemandangan seperti ini bukan lah pemandangan yang mengejutkan lagi,Tara siswi kelas 11 IPA 2 ini memang terkenal pecicilan dan suka grasak grusuk gak jelas,kejadian terakhir sebelum kejadian ini adalah ketika bu Intan guru matematika yang kebetulan rumahnya satu komplek dengan Tara menitipkan tugas untuk anak 11 IPA 4,Tara kemudian melenggang dengan santainya ke kelas 12 IPA 4 setelah meminta izin kepada gurunya dikelas,dengan PD nya Tara duduk di muka kelas kemudian menyampaikan maksud hatinya,mula-mula kelas diam dan hening,namun kelas mendadak tertawa riuh ketika muncul seorang guru di muka pintu,Tara yang mulai tengsin dan menyadari kekeliruannya kemudian berlari tergesa-gesa meninggalkan kelas tersebut,dan tanpa ia sadari ada sepasang mata nan teduh tersenyum manis setiap menyaksikan tingkah gadis itu.
“anjrottttttt…..apaan sih Lan,tereak-tereak kayak ngejar maling loe.”semprot Tara ketika Lani berusaha menawarkan bantuannya.
“dasar sontoloyo,,,hahahahhah”Lani masih belum bisa menahan tawanya,namun beberapa detik kemudian tawanya seketika lenyap ketika dilihatnya tatapan mata Tara yang seolah-olah hendak menerkamnya dan melumatkan tubuhnya seperti perkedel di kantin pak de.”ihhhhhhhhhhh….takuttttttt”batinnya kemudian.
“kasih gue alasan agar loe tetap utuh sebagai manusia”suara Tara tetap tak kalah seram dari wajahnya.
“okey…colm Down baby,gue mau kasih tau loe sesuatu”
“iya apa..,jangan mencla mencle deh”
“study banding kita udah ada keputusan.”
“so……..”
“kita ke padang nona Dwiana Tarantika”.kata Lani sambil tersenyum puas,karena dia yakin banget Tara gak bakal jadi melumat dirinya menjadi perkedel,karena memang itulah keinginan Tara dalam beberapa minggu terakhir ini,dia ingin sekali study banding yang di adakan sekolah akhir bulan depan adalah mengunjungi kota Padang,bukan tanpa sebab pastinya.Alasan utama keinginan nya tersebut adalah Kupluk,temen dunia maya yang ia kenal beberapa bulan yang lalu berawal dari sms salah kirim,basi memang tapi itulah kenyataannya.
“asyikkkkkkkkk…….gue bisa ketemu kupluk dunk”katanya mantap.
“ohhh pasti dunk…,kita ke kantin aja yuk,laperrrrr”ajak Lani kemudian.sejurus kemudian Tara sudah menggandeng lengan Lani dan melenggang menuju kantin sekolah .
***

Kupluk,
Gue jadi k padang neh…

Satu sms dikirim Tara untuk Kupluk,kupluk pun menyambut riang kabar tersebut,dan berjanji akan menemui Tara jika ia sudah tiba di kota tersebut,Tara menggunakan jam pelajaran kimia untuk bersms ria dengan kupluk,kebetulan hari ini ada praktek kimia berhubung praktek tersebut tidak membutuhkan waktu banyak,siswa yang telah mengerjakan tugasnya diperbolehkan kembali ke kelas,dengan semangat 45 Tara mengerjakan praktek tersebut,karena memang ia sudah tak sabar untuk mengabari kupluk,alhasil sekarang ia bisa santai-santai,sedangkan Lani masih sibuk mengerjakan prakteknya,maklum Lani memang tak pandai dalam kimia.
“sendiri..???”Tanya seseorang membuat Tara kaget dan menyembunyikan ponsel nya di saku seragamnya.
“eh gak kok kak,rame lagi “kata Tara sembari menunjuk-nunjuk siswa-siswi yang berkeliaran d dalam kelas.yang bertanya Cuma senyum-senyum.
“study bandingnya ke padang lho Tar,kayak kemauan kamu tuh.”katanya lagi
“lho kok kak Isan tau..?”Tara balik bertanya.sama seperti tadi Isan siswa kelas 12 yang kebetulan menjabat sebagai ketua osis hanya tersenyum,jelas saja dia tau sudah lebih dari beberapa bulan belakangan dia menaruh hati pada Tara,sifat Tara yang selalu bisa membuatnya tersenyum menjadi satu alasan baginya,di tambah lagi Tara adalah tipe orang yang selalu bisa bersahabat dengan banyak orang,tapi hingga kini Isan belum bisa mengutarakan maksud hatinya,karena ada satu alasan yang dia simpan jauh dalam relung hatinya.
“heloooooooo..kak,kok diem,kesambet poon toge depan kelas Tara yah?”Tara memasang wajah bodohnya.
“eh gak kok..eh itu..eh”Isan jadi bingung ketika Tara mengangetkan lamunannya.
“wah..bener kesambet nih..hehehehe”Tara mengambil lolipop dan mulai mengemudnya.
“saatnya baca sms…dunk dunk..tak tak dunk”
Tiba-tiba suara komeng terdengar dari hape Tara,dengan segera Tara mengeluarkan hape nya.”pasti kupluk”batin Tara kemudian,sesaat setelah membuka hape nya air muka Tara berubah,ternyata sms dari bunda,bukan dari kupluk.
“Tar,….kok bengong,sms dari siapa?”suara Isan membuyarkan lamunan Tara,
“Cuma dari bunda kak,oh iya kak Isan belum jawab pertanyaan Tara tadi lho,”Tanya Tara sembari menjelaskan.
“yang mana yah….”Isan balik bertanya dengan wajah pura-pura lupa.
“itu lho,tau dari mana Tara mau banget ke padang,Lani yah?hugh..emang deh ember satu itu,gak bisa di lem,bocor mulu”
“huahkakakak…”
“kok ketawa,emang lucu yah…aduh ntar Tara panggil pak ustadz lho,biar di rukiyah,”
“nanti juga Tara tau kenapa gue tau banyak tentang Tara,”jelas Isan kemudian,sembari pamit untuk menuju kelasnya,tinggallah Tara yang terduduk dalam bingung.
***

Sudah seminggu ini Tara kehilangan semangat nya,sekolah pun mendadak sepi dengan hilangnya sosok Tara yang pecicilan,Kalau biasanya tiap jam istirahat Tara selalu bolak balik kantin karena ada saja guru yang meminta bantuannya buat memesan makanan,Tara tak pernah menolak,yang sering melakukan protes jelas saja Lani karena dengan kebiasaan itu otomatis Lani sebagai sahabat nya akan dapat jatah harian dengan menemani Tara bola-balik kantin,belum lagi sifat pelupa Tara yang sudah stadium 3,selalu ada saja yang ia lupakan,ntah kelupaan menaruh pulpennya,meletakkan hape nya,atau lupa mengerjakan Pr (bukan lupa tapi di lupain),bila sudah demikian satu kelas dibikin ribut dan tak tanggung-tanggung kelas tetangga pun sering jadi korban.Tapi hari ini dan juga hari-hari kemarin Tara mendadak jadi gadis yang pendiam,kalaupun tiba jam istirahat dia lebih suka memeperhatikan layar hape nya.
“Tar,loe kenapa sih..?”Tanya Lani ketika bel sekolah berbunyi pertanda sekolah telah usai.Tara hanya diam sambil membereskan peralatan sekolahnya.
“loe gak lagi sakit kan,atau lagi gak punya duit yah,”lanjut Lani lagi.
“gak kok”jawab Tara singkat.
“so…apa dunk,kangen bakso mang odang?”Tanya Lani lagi,kebetulan mang odang adalah penjual bakso langganan Tara yang seminggu lalu sudah pindah lokasi dari sekolah tara.
“gue kangen kupluk”suara Tara terdengar parau.Gantian Lani yang bengong,”kangennn…?”batin Lani,gimana bisa kangen kalo sampe detik ini Tara belum pernah ketemu dengan kupluk.
“sudah seminggu ini kupluk gak ngasih kabar ke gue Lan,gue sms gak dibales,gue kan kangen.”Tara bercerita sembari menitikkan air mata,Lani mencoba menenangkan Tara,memberi semangat dan harapan bahwa suatu saat Tara pasti bisa berjumpa dengan kupluk.tak jauh dari situ Isan mengamati tingkah kedua sahabat itu,ada luka yang menggores di ruang kecil hatinya,luka ketika sang bidadari menangis,”gue akan bayar semua luka itu Tar.”batin Isan dari kejauhan.
***
Sore yang indah,tapi tak seindah hati Tara,hari ini ia dan teman-teman satu sekolah yang ikut study banding akan memulai perjalanan,panitia sengaja memilih berangkat sore agar waktu mereka tak banyak terbuang,perjalanan malam terbukti paling efektif mengusir kejenuhan saat berada di dalam bus,tidur adalah salah satu obat mujarab mengurangi mabuk darat.sebelum berangkat tadi Tara sudah menelan pil anti mabuk,Tara memang punya masalah dengan perjalanan baik darat,laut,maupun udara.Sebenarnya bunda menolak saat Tara menyampaikan niatnya untuk ikut study banding,tapi karena bujukan dan rayuan Tara selama dua minggu akhirnya bunda menyerah,alhasil Isan lah yang jadi kelimpungan saat bunda Tara menitipkan Tara kepada Isan,mengingat Isan adalah ketua osis nya,Bus mulai bergerak meninggalkan halaman sekolah Tara ba’da magrib,usai sholat berjamaah tentunya.sepanjang perjalanan Tara hanya menghabiskan waktunya dengan mendengarkan musik dari Ipodnya,dan mencoba menghubungi kupluk setiap saat,tapi selalu saja berbunyi nada sambung,tapi tak seorang pun yang menjawab dari seberang sana,efek obat antii mabuk pun mulai bekerja,perlahan-lahan Tara mulai memejamkan matanya.
Jam menunjukkan pukul 06.48 menit ketika bus mereka memasuki kota Padang,Tara sudah terbangun sejak dua jam yang lalu,matanya tak bisa lagi terpejam,apalagi dia memang menunggu saat di mana para penumpang bus dapat menikmati pemandangan kota Padang dari ketinggian ketika masih gelap,barisan-barisan lampu kota dan lampu rumah-rumah penduduk menciptakan gugusan bintang yang indah,ini kali kedua Tara mengunjungi kota ini,seharusnya dia bahagia tapi ternyata tidak,kepergian kupluk dari duni maya nya membawa luka,ada rasa yang tak dapat ia gambarkan ketika sosok itu tak pernah lagi menyapa dunia nya.
Hari ini hari terakhir setelah dua hari kemarin mereka sibuk mengunjungi beberapa sekolah dan kampus di kota Padang.Berbeda dengan perjalanan berangkat kemarin,perjalanan pulang ini akan di mulai pagi besok,berhubung masih ada kesempatan sedikit,seluruh siswa sepakat untuk berjalan-jalan sesuka hati mereka,Lani yang kebetulan asli Padang menawarkan Tara untuk mengunjungi rumah neneknya yang terletak di daerah Tabing,Tara pun menimbang-nimbang tawaran Lani,sebelum menerima tawaran Lani,tiba-tiba Isan menghampiri Tara.
“Tar,ikut gue yuk…”ajak Isan ramah.
“kemana kak..?”
“ikut aja dulu,gue sudah minta izin ma bu’ Yani nih,mumpung dikasih ya di manfaatin.”
Tara menimbang dua tawaran yang datang padanya,Tara akhirnya menerima tawaran Isan setelah Lani menarik tawarannya.”aneh”gumam tara sebelum meninggalkan hotel tempat mereka menginap.beberapa menit kemudian Tara dan Isan tiba di taplau di belakang UBH,setibanya disana Tara seperti merasa de javu, seolah-olah pernah merasakan suasana seperti ini.
“gue mau ngasih sesuatu”kata Isan memecah keheningan di antara dua mahkluk itu.Tara mengkerutkan keningnya tanda tak mengerti jalan pikiran Isan.Isan mengeluarkan sepucuk surat berwarna merah tua,dan memberikannya pada Tara,Tara hanya membola-balikan surat tersebut.
“dari siapa..?”
‘baca aja,akan banyak kejutan yang kamu temukan di situ”
Perlahan Tara membuka amplop surat itu….jelas sekali ada sepucuk surat dan lembaran foto dirinya dalam berbagai pose.Tara memperhatika satu persatu.

Dwiana Tarantika….
Nama yang indah,seindah hati kamu,seindah wajah kamu
Tara……
Mungkin ketika surat ini sampai di tangan mu
Aku sudah terlelap dalam tidur yang panjang
Maap karena pernah singgah di hidup kamu
Dan pergi tanpa pernah mengatakannya
Beberapa bulan yang singkat ini
Adalah kenangan terindah bagiku
Kamu adalah semangat bagiku,meski penyakit ini lebih berhak atas aku
Kamu adalah sinar bagi aku,meski sakit ini mampu meredupkannya
Ketika aku telah tiada aku ingin tetap hadir dalam hati mu
Ketika aku telah pergi aku tetap ingin mengisi celah hati kamu
Aku suka kamu dengan segala yang ada padamu

Ada sebersit kebingungan kini menyambangi wajah Tara,Isan kemudian menjelaskan satu persatu kebingungan itu,penulis surat itu Raffi Hastian,sosok kupluk yang selama ini menjadi teman dunia maya Tara,seminggu yang lalu Raffi menghembuskan nafas terakhirnya karena leukemia.Isan dan Raffi saudara sepupu,ibu Raffi adalah adik ibu Isan,itulah sebabnya Isan menyimpan rasa sayangnya terhadap Tara karena Raffi juga mencintai Tara,Isan mengetahui itu ketika Raffi banyak bertanya tentang Tara yang diketahui satu sekolah dengan Isan.air mata Tara tak terbendung lagi,tangis itu pecah.
“loe tau gak Tar,ini adalah tempat dimana Raffi suka duduk memikirkan loe,sambil melihat laut,foto-foto itu hasil MMS gue,dia sayang sama loe,begitu juga gue,gue yang setiap hari jadi sering memperhatikan loe,tapi dia sudah pergi dengan tenang,terima kasih karena telah jadi bagian terindah hidup sepupu gue”jelas Isan sembari memeluk Tara yang mulai menangis terisak,Tara masih diam,tak banyak yang dia katakan,keinginnannya kini hanya sebatas impian,jauh dalam relung hatinya dia juga menyayangi Raffi,perasaan itu baru ia sadari ketika sosok itu tak pernah menjamah sepi nya lagi,perasaan yang akan hanya ia simpan dalam celah kecil dalam hatinya,tanpa perlu ia katakan pada siapapun.
Sebelum meninggalkan kota ini dan sejuta impian tentang Raffi,Tara masih sempat mengunjungi makam Raffi di daerah air tawar.”makasih Raf,tidur yang tenang,gue sayang loe”batinnya meninggalkan pemakaman itu.

Terinspirasi dari seorang sahabat
Dunia maya gue
Ucuk_ni3z 190409

Senin, Maret 30, 2009

Mimpi iTu Tetap saJa indah

Hari ini mentari bersinar dengan sangat teriknya,cuaca hari ini memang mengundang selera gw buat mandi nyebur ke kali yang kebetulan melintasi warung mie temen gw si Amel,ya hari ini gw n kelima temen gw mampir ke warung mie si Amel,warung yang letaknya persis ditepi jalan raya,tapi berhubung ini tempatnya diluar kota yang notabene masih hijau karena disana-sini tumbuh dengan liarnya pohon” dan rerumputan alhasil warung ini tak seramai warung” di tepi” kota pad umumnya,paling” ada beberapa orang yang terlihat sedang bercakap” sembari menikmati secangkir kopi.di belakang warung ini ada beberapa kolam yang isinya ikan,ya iyalah masa isinya buaya,nah biasanya ikan” ini sengaja dipelihara untuk kemudian dijual,pembeli bisa langsung memancing disini,hasil pancingan bisa langsung dibakar atau dibawa pulang,begitu pula dengan kami ,beberapa orang diantara genk gw ini memang punya hobby mancing,jadi begitu ada kesempatan berkunjung ke tempat Amel dengan serta merta mereka berubah menjadi makhluk” haus ikan,,,hehehehe…..
Sebenernya gw suka mancing juga tapi berhubung gw masih mengenakan pakaian yang dipakaii saat kekampus tadi gw pun mengurungkan niat gw,alhasil ketika temen”gw tengah sibuk memperjuangkan nasib kailnya gw malah duduk” ditepi kolam yang lumayan gede itu.
“uiii kumpret g mancing lo?”tegur Reta setengah berteriak.
“males ah,ntar baju gw kotor “jawabku asal
“alahhh sotoy lu”sambung Kinan yang tampaknya mesti kerja keras untuk mendapatkan ikan tersebut.
Awalnya gw Cuma bisa ngeliat” aja tapi lama” gw boring juga,mana panas nya g kira”,malah gw sempat mikir kalo mereka jadi bakar ikan,mending tu ikan dibakar pakai lup aja,pasti cepet deh matangnya,hihihihi.pikiran gw melayang ntah kemana,tak lama kemudian terdengarlah suara merdu dari handphone gw,gw sengaja menyetel lagu dari mp3 hp gw,ya mana tau aja bisa ngilangin suntuk akibat menunggu prajurit” dudut itu buat nyelesaiin tugasnya sebagai pemancing dudut,gw pilih salah satu lagu minang yang memang sering banget gw dengar,baru sebait lagu itu dinyanyikan oleh penyanyinya,sontak terdengar celoteh” kecil dari temen gw.
“wah sotoy lu ya’ bisa pada kabur neh ikan”di kolam”komentar mila sembari kembali memasang umpan peletnya.
“se bodo amat,bukan urusan gw gitu”jawabku
“buka Cuma pada kabur mil,tapi pada modar akibat musik nya si oya’”sambung reta yang ku lihat jauh bersemangat.semangat mengatai gw maksudnya.
“ganti deh lagunya,masa lagu minang melulu”saran icha yang memang kurang suka beradu argument.
“bodo amir”kata gw dalam hati,masih dengan tanpa dosa gw ngedengerin musik minang tersebut,kemudian mengingat beberapa kisah gw yang berkaitan dengan Minang.oiaaa kenalin dulu,nama gw AURORA SARASTIKA dan semua orang biasa memanggil gw Oya’,gw sebenernya bukan lah keturunan minang,nyokap bokap gw asli dari Jambi,memang sih sumatera barat adalah provinsi tetangga dari Jambi,butuh waktu kira” 12 jam untuk bisa sampai di Sumbar,kecintaan gw pada nagari minang ini berawal ketika bokap memberikan izin untuk gw bisa melanjutkan pendidikan di luar provinsi Jambi,pilihan pertama gw jatuh pada kota Semarang,opzzz ternyata pilihan ini langsung ditolak oleh bokap gw,dengan alasan bahwa jaraknya terlalu jauh,akhirnya setelah menimbang dan memperhatikan,ciieelah kayak kepres aja,bokap gw memberikan 2 pilihan,Padang atau Palembang,gw sama sekali g punya sodara di kedua kota ini,akhirnya pilihan gw jatuh pada kota Padang,dengan alasan di kota ini gw punya temen yang mungkin bisa banyak membantu selama proses adaptasi gw nanti,dan kebetulan juga gw sudah pernah menapakan kaki di kota itu,berawal ketika pada pertengahan Mei tahun lalu sepupu gw tiba” ngajakin gw buat ikut UMB (Ujian Masuk Bersama) dan yang bikin gw bersemangat buat ikut tes ini ialah karena tes ini akan dilaksanakan di kota Padang,g butuh waktu lama buat ngebujuk bokap untuk meluluskan keinginan gw,gw pun akhirnya bisa menginjakan kaki di nagari Minang tersebut,”upzz beautiful city”gumam gw begitu tiba di kota tersebut,Finally kita berangkat berenam,gw,sepupu gw Nata,temen gw yang kebetulan temen Nata juga si Lani,n then temen gw Sopia,dan dua makhluk lagi yang belakangan gw tau itu abangnya Lani n adik temen abangnya lani si cungkring Edo.terdamparlah kita berempat di rumah tantenya lani,sementara edo nginap di kos”an bang Iwan.hari pertama tiba kita semua langsung menuju kampus Universitas Negeri Padang atau singkatnya UNP,karena di kampus inilah gw dan temen’ gw mesti mendaftarkan diri,ada satu hal lucu sewaktu kami berada di kampus ini,waktu mau berangkat dari rumah,Sopia mengenakan celana pendek selutut,niatnya sih supaya g ribet dengan jeans,tapi ternyata hal itu malah membawa malapetaka,sewaktu hendak mengembalikan formulir, petugas yang berada di ruangan tersebut malah mengusir Sopia dan menyuruh untuk mengganti celananya, “sial” ucap sopi waktu itu,batas waktu terkahir pendaftaran sampai pukul 12 siang ini,sementara hari sudah menunjukkan pukul setengah 12 siang,beruntung ketika itu kami bertemu dengan Dea,salah seorang teman gw.Sopi pun tak menyia-nyiakan kesempatan dia langsung meminta bertukar celana dengan sepupu Dea yang kebetulan mengenakan rok,hmmmm so funny……
Setelah bekerja ekstra,akhirnya semua beres,oia satu hal lagi tadi d UNP gw sempat malu”in sebabnya sih magh gw kumat,karena tadi pagi kita telat sarapan otomatis setelah makanan udah sampe di perut,perut gw berontak,dengan muka tebal gw baring aja dipelataran kelas,sedang yang lain sibuk mengisi formulir pendaftaran,belum lagi lontong yang kita makan tadi pagi pedas alang kepalang deh,secara kita di Padang gitu lho,kalo d Jawa mah pasti manis yah.Satu hal yang udah g sabar pengen gw lakuin disini itu adalah bisa lihat pantai,hihihi standar banget yah,ya emang sih standar,itu karena kota gw g ada pantai,adanya Sungai yang lumayan panjang,Batang hari river.ehhehe,okey balik lagi ke perjalanan gw,pulang dari UNP,bang iwan ngajakin makan di minang plaza,ya lumayan lah sekalian cuci mata,dulu gw sering denger temen gw ngomongin minang plaza,so pasti gw jadi penasaran gimana sih bentuknya,apa lebih canggih dari WTC Batang hari nya jambi,setelah nyampe disana,gw n kelima temen gw tetep aja kayak orang udik yang baru liat mall,sibuk sana-sini,padahal setelah gw observasi,maklum anak biologi jadi hobby nya ya observasi,(senyum2 nahjong).ternyata mall jambi kayaknya masih lebih baik deh.Nah ada satu tempat lagi yang bikin kita jauh banget udik nya yaitu BT alias Bukit tinggi,hari kedua di Padang bang iwan ngajakin ke Bukit tinggi,kita yang udik nya amit” jabang kepompong ini sih langsung iya” aja,disini ni kita bisa liat kedasyatan para cewek kalo lagi belanja.Mulai belanja dari hal’ yang mereka butuhkan sampai pada barang” yang sebenernya g terlalu penting buat dibeli,bahkan sepupu gw si Nata beli baju ampe 3 biji di toko yang sama. “oh may gong nafsu amat”pikir gw.Kita juga sempat mampir k rumah sodara nya Lani,kebetulan juga si Lani ini asli Bukit Tinggi,ternyata urang awak juo,(lumayankan bahasa minang gw).sempet”nya mampir k Goa jepang ditengah gerimis kecil,emang keliatan banget yah kalo kita semua haus liburan.ehmmm cungkring???kebetulan si cungkring satu itu sengaja ditinggal bang iwan,katanya sih biar g menambah kerepotan,lagian si cungkring satu itu sibuk belajar buat ujian besok,Edo emang rada pendiam sih,susah banget buat ajak dia ngobrol.



“gila angker banget tampangnya”batin w dalam hati,ketika seorang wanita memasuki kelas tempat gw dan keempat teman gw ujian,dari dandanannya yang lumayan up to date gw yakin ni ibu” bukan dosen biasa,BDB dunk,ehehehe(senyum2 nahjong lage).dan yang bikin w n keempat temen gw depresi lagi ternyata kelas gw ini adalah kelas terakhir berhubung kelas disebelah Cuma dihuni 2 makhluk maka secara otomatis mereka berpindah kedalam kelas gw,dan yang jadi masalah adalaaaaaaaaaah,pengawas dikelas gw jadi empat..huaaaaaaaaaa…..(nangis” bawang Bombay ampe jijay”).Ujian berjalan tenang banget setenang danau yang tak berombak,gw sukses menjawab semua pertanyaan dengan AJA alias asal jawab aja, “se bodo amir deh” kata gw pada Nata ketika ujian hari pertama selesai.
“kalo g lulus gimana?”Tanya Nata sambil membereskan alat tulisnya.
“berarti g rezeki gw ta”sambut gw kemudian
“niat g sih ikut ujian,dah jauh2 juga kesini”sambung nya dengan intonasi naik satu oktaf.
“kan lu yang ajakin,pokoknya gw tetap pada pendirian gw buat kuliah disini,di padang,gw g mau kul di Jakarta,”balas gw datar.
“iya gw tau lu pengennya kul dipadang bukan di Jakarta,tapi kalo emang jalan hidup lo mesti d Jakarta,lu g bisa nolak jg kan?”
“nah itu dy ta,kalo emang gw mesti kul Jakarta dan jalan idup gw emang disana,bagi gw its ok” aja,maka dari itu gw nyantai aja,g kayak lo nafsu banget buat jadi dokter”
“lagian nih ta yah,lu tau g napa gw mengiyakan ajakan lu buat ikut tes disini,itu karena gw pengen liat kota Padang sebelum gw resmi kuliah disini…just it.”rentet gw lagi
“tapi kan……”
“udah ah ribut aja,jadi ke taplau g nih”potong Sopi ditengah perdebatan gw dan nata.
“pantai……….????”teriak gw dan nata barengan
“mauuuuuuuuuuuuuuuu”sambung si cungkring,disertai tawa yang lain.
Sebenernya obsesi gw buat kuliah di Padang masih tinggi,gw masih berharap next time gw bisa kembali lagi ke kota ini bukan sebagai pengunjung dikala musim libur tiba,tapi lebih tepatnya jadi seorang mahasiswi di salah satu universitas negeri di kota ini,ehmmm iya gw ujian di univ.Bung Hatta atau yang keren dengan istilah UBH,sempat juga kepikiran buat kul di UBH tapi berhubung ini adalah univ swasta maka gw jadi mikir” lagi buat kul disini.Beda sama Nata yang kepengen banget bisa lulus di salah satu univ yang dia pilih dalam ujian tadi,Nata mengambil jur Kedokteran UIN Jakarta,sedang Lani dan Sopi lebih tertarik untuk mencoba jur Kedokteran UI dan USU,gw??gw sih ngasal abiz gw pilih aja kesehatan Masyarakat UIN Jakarta,kalo si cungkring gw g tau deh,tehnik katanya tapi entah di univ mana.
“gilaaaaaa…keren abis nih tempatnya”teriak Sopi setibanya kita di pantai
Gw dan yang lain Cuma menanggapi dengan senyuman dan sibuk dengan khayalan masing”.hari ini kita ke taplau Cuma berlima,bang iwan sibuk di kos”an nya,lagian kita juga sudah hafal rute mana yang harus kita tempuh,bisa jalan kaki atau naik angkutan umum.hari ini memang sangat terik tapi itu tak memutuskan semangat kami untuk bisa merasakan indahnya pantai padang ini.foto” pun jadi bagian penting yang tak boleh untuk dilupakan.
“Sop,kapan yah gw balik lagi kesini?”kata gw kemudian sambil duduk” dibebatuan ditepii pantai.
“kapan lu mau aja,asal ada duit bisa”aja kok”balas sopi sembari sibuk memencet keypad hp nya.
“kenapa yah gw suka banget ma Sumbar?”lanjut gw
“mungkin lu ditakdirin buat dapet suami orang sumbar,jadi buat perkenalan lu di bikin suka ma kebudayaan sumbar dulu,sambung Nata dengan cekikikan menahan tawa
“ah sial lu ta…..”teriak gw sembari menimpuk Nata dengan sepatu yang kemarin baru gw beli di Minang Plaza.yang ditimpuk Cuma mesem” aja.berhubung perut gw dn keempat temen gw udah goyang” duyu g karuan,akhirnya kita makan siang di café yang letaknya tepat di pinggir pantai,menu yang disajikan sih g terlalu special tapi panorama pemandangan yang ditawarkan cukup mengundang selera,apalagi buat pasangan muda-mudi yang ingin menghabiskan waktu mereka.
Hari ni ujian kedua selesai,tampang si Nata sih masih aja kusut kayak kemarin,dia khawatir banget ama jawaban yang udah di tulis,gw ya tetep aja cuek,mau lulus hayuuuuk,g luluz ya dada babaay.bagi gw hidup bukan Cuma untuk menerka” apa yang bakal terjadi,kalo kita emang yakin Tuhan udah garisin jalan hidup buat kita,kenapa kita mesti ketar-ketir,kalo pun g kuliah ditempat yang kita inginkan,berarti kita harus kuliah yang Tuhan inginkan,bukan begitu sodara”???.Kebetulan Lani hari senin akan mengikuti ujian di salah satu kampus di kota gw maka bang iwan memutuskan untuk pulang ke jambi pada minggu sore,sempat terjadi beberapa kendala,karena bang iwan lupa memesan tiket,sedangkan semua tempat sudah di boking,yang ada hanya tiket untuk hari senin,gw,nata n sopi sih asik” aja,pulang senin juga gpp ya itung” nambah” waktu libur,tapi masalahnya Lani mesti ikut tes,akhirnya kita jadi pulang hari minggu sore,siang ini kita masih kongkow-kongkow di café yang sama,bukan karena kita terlalu cinta dengan café satu ini,atau karena kecanduan makan menu yang ada disini,tapi Karena satu”nya café yang kita tau,dan kita hafal jalan pulang nya ya Cuma café ini,so kita jadi nongkrong ditepii pantai lagi,
“abang dimana?kita di café kemarin,”kata Lani dengan seseorang disebrang sana
Nampak sejurus kemudian Lani hanya mengangguk” tanda mengerti dan kemudian mematikan ponsel nya,
“gw mw ikut bang Iwan ke Bukit,kalian gpp kan kalo ditinggal?”kata Lani setelah pembicaraannya berhenti.
Gw jadi membayangkan satu hal yang dari tadi terbayang di benak gw,tadi malam sebelum tidur tante Ema sempat bercerita tentang perihal Pasar Raya,yang konon jadi pusat perbelanjaan di kota ini,di Pasar ini semua barang bisa ditawar,dan produknya pun tak kalah saing dengan yang ada di mall”.tadi malam kita sempat mengajak tante Ema untuk mengunjungi pasar ini,tapi karena kesibukannya tante Ema jadi tidak bisa menemani kami,awalnya kami ingin pergi sendiri ke sana,tapi bang Iwan pasti tida mengizinkan,nah seperti nya saat inilah yang kami butuhkan,dimana bang Iwan pergi dan kami bisa dengan leluasa berplesir di kota ini,gw pun mengiyakan pertanyaan Lani tadi,akhirnya dalam itungan beberapa waktu saja gw,Nata dan Sopia sudah menginjakan kakii di Pasar raya,ada seulas senyum tersungging dibibir gw, “asyik gw berhasil nih”teriak hati gw.berbekal dengan sedikti info yang diberikan oleh tante Ema tadi malam,dan juga beberapa masukan dari Novi temen gw waktu smp yang sekarang tengah mengikuti kursus di kota ini agar bisa masuk dalam univ pilihannya,gw dan kedua temen gw memberanikan diri pergi sendiri tanpa pemandu.
“inget aja ya ya’,pokoknya semua angkutan umum ini tujuannya pasar raya,”kata Novi mengakhiri pembicaraan kami beberapa menit lalu.
“ok deh,gw inget kok vi,ntar pulangnya cari yg tujuan tabing atau ulak karang kan.”kata gw meyakinkan,novi mengangguk dan kemudian menyetopkan sebuah angkut untuk kami.

“ya’kita kemana dulu nih?”kata Sopi sembari menepuk pundak gw.
“ke Christine hakim aja”saran gw disetujui dengan yang lain.
Puas berkeliling di pasar raya,kami pun memutuskan untuk pulang,berhubung jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore,dan lagi kebetulan sebelum berangkat ke pasar raya,kami sempat membuat janji dengan bang Tio,teman bang Iwan yang sekarang kuliah di UBH,
“sopi,kita mesti naek mobil yang mana nih?”Tanya gw sambil memperhatikan setiap angkutan yang lewat.
“waduh mana gw tau ya’,gw kan juga baru sekali ini nginjakin kaki disini”balas sopia
“alamat mampus kita,masa’ kita jadi gelandangan disini,kan g enak ama gelandangan yang laen,masa’ saingan mereka cantik” gini”celetuk gw setengah melucu.
“ah g lucu tau,jadi gimana neh”sambung Nata
Kami benar” bingung ternyata didepan pasar raya ini angkutan berjalan searah,dan tadi tidak ada penjelasan tentang keadaan ini,akhirnya gw mengambil keputusan untuk berjalan kedepan PA,Nata dan Sopia pun setuju.
“makanya ya’ kan dah gw bilang g usah sok teu,akhirnya jadi gini kan”kata Nata ditengah perjalanan menuju PA.
“yeeee…..kok gw tadi yang semangat banget buat kesini siapa,yang seneng banget waktu tau bang Iwan pergi siapa,hugh……”balas gw ketus.
“ya tapi kan lo setuju” aja,g ada pencegahan sedikitpun”
“ah udah deh mending pikirin gimana kita pulang,gw g mau ya jadi gembel di kota ini”kata Sopia kemudian.gw pun memeletkan lidah ke arah Nata yang dibalas dengan timpukan barang belanjaannya,jalan terakhir yang kami ambil ketika sudah berada di depan PA ialah menghubungi bang Tio,sebenernya kami tak ingin bang Tio mengetahui hal ini,takutnya bang Tio akan mengadukan hal ini pada bang Iwan,dan itu berarti kami harus siap-siap menerima muntahan lahar panas dari mulutnya (ehhehee…….kayak gunung meletus aja).beberapa menit kemudian bang Tio sampai di PA,kemudian mengajak kami ke taplau. “thanks God”batin w dalam hati.Gw pikir ini adalah kesialan terakhir untuk perjalanan kali ini,ternyata gw salah,beberapa jam sebelum keberangkatan pulang pun kita masih sempat mengalami peristiwa yang cukup menggelitik,ceritanya sore itu kami akan kembali pulang ke jambi pukul 19.00 waktu setempat,berhubung kami belum puas untuk mengunjungi taplau,maka sore itu kami bermaksud kembali ke taplau untuk yang terakhir kalinya,tempatnya memang tidak terlalu jauh dari rumah tante Ema,hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk tiba disana,sewaktu melintas di jalan tersebut,dikiri jalan mengalir sebuah sungai yang kelihatan sangat jorok dan tak terurus,baru separuh perjalanan tiba-tiba ada seekor anjing yang menyala, karena kaget Nata,Edo,dan Lani dengan serta merta berlari,Gw dan Sopia hanya berjalan perlahan,anjing itu kemudian kembali ke rumah pemiliknya.
“kenapa lari”kata gw setengah berteriak karena tiga temen gw yang lain sudah berada jauh didepan.
“gw kaget tau,gila tu anjing kelaperan kayaknya”sambut Lani
“anjrooooooot……sialan tu anjing untung dia g gigit gw,kalo g udah gw bales gigit tu”sambung Nata.
“siapa suruh lu lari-lari gitu”kata Sopia
“gara-gara Edo nih,pake lari-lari segala”
“kok gw,sapa juga suruh ikut”kata Edo membela diri.
“eh Ta coba tadi lu larinya nyebur ke kali itu kan lucu,ntar gw foto-foto deh ta”kata gw lagi
“sial…….”
“hahahahhaha”gw cekikan ngeliat tampang mereka. “ntar kalo balik lagi g usah lari yah,jalan aja,anjing nya g gigit Cuma nakutin aja lanjut gw lagi.tapi ternyata mereka g terlalu menghiraukan ucapkan gw barusan,gw emang tipikal orang yang g langsung takut dengan sesuatu,tapi g bisa dibilang pemberani juga,karena ada satu hal yang bakal bikin gw g bisa tidur semalam suntuk yaitu orang maling,gw pernah trauma gara-gara sewaktu SD dulu rumah gw pernah dibobol maling.okey ini kesialan selanjutnya yang terjadi,kita semua memutuskan untuk pulang dan bersiap-siap menuju loket,tapi naas ternyata apa pesan yang gw sampaikan tadi g terlalu diperhatikan oleh sepupu gw si Nata dan kedua teman yang lain,sewaktu melintas di TKP alias Tempat Kejadian Pertama (bukan perkara lho).karena kaget Edo cungkring tiba-tiba berlari dan kemudia diikuti oleh Nata dan Lani,tapi sialnya tuh anjing malah lebih suka mengejari Nata,sontak aja gw dan sopia yang berjalan dibelakang mereka untuk sementara waktu hanya bisa jadi penonton saja,gw ketawa sejadi-jadinya ketika Nata menyeburkan diri ke sungai ditepi jalan itu,karena tepi sungai hanya berisi Lumpur,maka Nata tidak kelelep seperti di Film-film.Sementara Lani dan cungkring hanya berdiri di seberang jembatan.gw sibuk mencari-cari ponsel gw,seperti niat gw di awal kalo Nata sampe nyebur di sungai ini,gw pengen mengabadikannya,tapi ternyata g semudah itu,gw liat Nata nangis sesegukan di ujung jalan ketika anjing tersebut sudah dijemput yang empunya,gw pun mengurungkan niat gw,dan kemudian mendekati Nata dan mengajaknya pulang,Nata trauma berat g berhenti menangis dan menolak melewati jalan itu,alhasil gw terpaksa naek angkutan umum,dan yang lebih parah gw terpaksa nyeker alias g pake sandal karena sandall gw dipake sama Nata,yang tadi sendalnya masih tertinggal di dalam sungai.Sebenernya gw masih pengen cekikikan tapi g keenakan dengan si Nata.Beberapa saat kemudian kita sudah duduk dikursi penumpang masing-masing setelah beberapa saat yang lalau Nata dengan sukses menjadi bahan tertawaan bang dan tante Ema. “selamat tinggal Padang” batin gw sembari melihat keluar jendela mobil. “next time I’ll come here again”sembari tersenyum tipis .Dan sejak pengalaman itu gw jadi terobsesi berat untuk bisa melanjutkan pendidikan gw di Kota ini,meskipun pada akhirnya itu hanya jadi sebuah mimpi,karena nyokap tiba-tiba di diagnosa terkena jantung,dan secara otomatis gw g dikasih ijin buat kuliah ditempat lain,only in my town.Awalnya gw sempet marah dan kesal,kenapa disaat gw sudah diterima disalah satu Universitas negeri di kota yang menjadi impian gw,hal ini malah terjadi,tapi gw tetap mensyukurinya setidaknya gw masih bisa kuliah,dan ternyata ditempat ini pun gw bisa menemukan hal-hal baru yang mebuat hidup gw lebih berwarna.Setidaknya suatu saat nanti gw masih ingin kembali lagi ke Kota itu.
“woiiiiii………udah dapet banyak nih ”jerit sebuah suara membuyarkan semua khayalan gw barusan.
“begh…sotoy lu mel,pelan-pelan napa”maki gw kemudian sambil mematikan mp3 gw.
“makanya jangan ngayal aja”lanjut nya lagi
“uiiii ayooo dunk,jangan pada tegang urat lagi,mau bakar ikan g?”teriak Reta,yang kemudian mengakhiri petualang memancing kami hari ini.

by :
ucuk yang tak berhenti menggerakkan jari jemarinya...

Rabu, Maret 11, 2009

cinta tanpa batas

Love you forever

“Tak...tak...tak...”Langkah kakiku terdengar berisik saat ku berlari menyusuri koridor sekolah,satu demi satu kelas kulewati,dan tak jarang kutemui mata-mata dengan penuh selidik menatap ke arah ku,dua menit aku berlari menyusuri koridor sekolah menuju ruang kelas tempat aku akan melaksanakan Try out UN,sebenarnya hari ini hari minggu,harusnya kebanyakan siswa sepertiku masih setia dengan piyama dan pulau kapuknya pada jam-jam begini,tapi hari ini lain,kebetulan sekolah ku mengadakan try out guna mempersiapkan siswa-siswi kelas 3 menghadapi UN yang tinggal menghitung hari,setibanya di ruang tempatku ujian,aku pun bergegas menuju tempat duduk ku.
“fiuhh,,,”helaku setelah menghempaskan tubuhku ke kursi
“eh Na,begadang lo”tanya rivi yang duduk dibelakangku
“hmm....lo telpon-telponan ama pipi ya??”tanya rivi lagi,kali ini dengan melemparkan gumpalan kertas ke kepala ku.
“aduh....”teriakku
“yang telpon-telponan tu siapa?ngarang deh,”jawabku dengan setengah berteriak
“terus ngapain,koq ampe telat gini”
“justru gw nungguin telpon Digo,makanya gw begadang”
“lho,...!!!kenapa dia gak nelpon loe”
“karena loe berisik”jawab ku asal
“ih...gw seriuz REDINA AZALWA”
“yee....mana gw tau,klo gw tau kenapa dia gak nelpon,ngapain juga gw begadang”

Teeet.....Teeeet.....

Pembicaraan dengan rivi pun terhenti ketika bel masuk berbunyi,try out pun dimulai,ya aku nyaris terlambat hari ini bukan tanpa sebab,keterlambatanku dikarenakan semalaman aku menunggu telpon dari seseorang yang belum sampai satu mingu ini jadi pacarku,namanya Digo, sebenarnya proses pacaran kami bisa dibilang cukup aneh,bayangin aja sampe detik ini pun aku belum pernah bertemu secara langsung dengan Digo,aku mengenal Digo dari chatting setahun lalu dan dua minggu yang lalu tanpa sengaja dan entah bagaimana ceritanya aku dan Digo bisa saling smsan,padahal waktu chatting setahun lalu,kami tidak pernah bertukar nomor HP,kami hanya sempat bertukar alamat friendster,dan lagi Digo juga tinggal di kota lain,butuh waktu tiga jam dari kota ku menuju kota tempat Digo berada,tapi mungkin itulah yang disebut jodoh,
“agh....akhirnya selesai juga” kata Rivi dengan suara mencontoh pada sebuah acara televisi
“balik yuk”ajak ku kemudian
“eits..loe belum cerita tentang Digo”kata Rivi sambil memegang pundakku.
“cerita apa,kan udah gw kasih tw tadi”
“yang konkrit dunk neng,biar lebih jelas”
“konkrit...konkrit...makan tu konkrit”
“ayo donk Na cerita,jangan bikin penasaran kenapa sich”rengek Rivi
“ok,..tadi malem gw gak telpon-telponan ma Digo,gak tw dech napa dia gak nelpon gw”
“hmm.....aneh juga ya,,gimana kalo loe telpon aja”
“malez ah”
“udah telpon aja”kata Rivi sembari mengambil ponsel ku dengan paksa,akhirnya aku mengikuti saran Rivi,untuk beberapa saat kudengar suara vokalis ungu bersenandung dengan merdunya ”kuingin kau tau diriku disini menanti dirimu...” hingga telpon pun diangkat
“hallo...”suara di sebrang sana terdengar berat
“hallo pi lagi dimana,udah siang nech,kok kedengarannya masih ngantuk”tanyaku sembari mencubit lengan Rivi yang mulai ingin menguping
“pi lagi di rumah sakit,tadi malem kecelakaaan”
“apaaaa....”suaraku meninggi,
”pi jangan bohong ntar kalo beneran gimana?”tanyaku dengan setengah membentak
“serius,ngapain bohong”jawabnya datar
Aku pun menyudahi telpon itu dengan menyuruh Digo untuk beristirahat,awalnya ku pikir Digo hanya main-main,jadi apapun yang barusan ia katakan tak begitu kupedulikan,tapi belakangan omongan Digo memang terbukti,itu kuketahui setelah aku menelpon ibunya Digo.
***


Malam ini tak kulihat indah nya bintang seperti biasanya,bulan pun tampaknya masih malu-malu untuk menampakkan wajahnya,aku pun terduduk di beranda rumah sembari menggenggam nokia bututku,pikiranku melayang memikirkan kondisi Digo,seharian ini aku benar-benar gelisah ,aku benar-benar tidak tau apa yang sebenarnya terjadi pada Digo,setiap kali ku coba untuk menghubungi Digo selalu saja telepon itu disambut oleh orang-orang yang tak kukenal,terakhir saat kuhubungi yang menjawab adalah seorang pria,yang dari suara dan cara bicaranya kukira adalah ayah Digo,Beliau mengabarkan kalau Digo sempat koma dan terbaring di ICU,tapi sekarang kondisinya mulai membaik,dan akan segera dipindahkan ke ruangan lain,ada rasa yang begitu pilu saat kudengar kabar itu,walaupun aku tau setidaknya Digo telah melewati masa kritisnya,tapi kenapa hingga detik ini Digo belum juga mengabari ku.
“apa dia amnesia??”batinku kemudian
Entahlah apa yang terjadi,aku benar-benar tak mengerti,hingga malam semakin larut,dan sang surya mulai kemalu-maluan menggantikan rembulan aku belum juga mngetahui keadaan Digo sebenarnya.
“gimana Na,,udah ada kabar??”tanya Aya saat jam istirahat,aku hanya menggeleng lemah,Aya lalu memelukku,aku hanya terdiam dalam pelukan Aya,aku sadar situasi pacaran yang seperti ini tidak menguntungkan bagiku,disaat aku ingin tau bagaimana keadaan orang yang aku cintai,aku hanya bisa berharap tanpa tau apa yang harus aku lakukan,akhirnya aku tak mampu lagi menahan bulir-bulir hangat itu,dan tanpa ku sadari aku menangis dalam diamku,Aya tetap dalam posisi yang sama,aku yakin sahabatku sangat mengerti apa yang aku rasakan,pedih...perih....dan terluka,bukan karena Digo tak memberi kabar,tapi karena aku tak mampu melakukan banyak hal untuk Digo.
“masalah Digo.......?”tanya Sherla yang muncul tiba-tiba,dan dengan serta-merta Sherla menyeka air mataku,dan sekali lagi aku hanya mengangguk lemah
“coba sms aja”saran Sherla kemudian
“tapi........”
“dicoba dulu na”potong Tami,yang kali ini kulihat lebih serius,ku paksakan mengetik pesan singkat untuk Digo,tanpa basa-basi aku langsung mengatakan bahwa sehabis ujian nasional nanti aku akan mengunjungi Digo.Aku bingung dengan perasaanku,aku tak pernah merasakan rasa yang begitu dalam seperti saat ini,aku sangat dan teramat menyayangi Digo,ini bukan kali pertama aku jatuh cinta,tapi ntah mengapa perasaan ini begitu lain,aku masih belum percaya bahwa aku masih bisa jatuh cinta,setelah pacaran dengan Deki 3 bulan lalu,aku begitu muak dengan kaum adam ini.Betapa terkejutnya aku ketika menerima balasan dari Digo,ia melarangku untuk mengunjunginya,”ada apa ini”batinkudengan tatapan tajam menatapi handphone ku,ini sesuatu yang diluar dugaan,baru tiga hari yang lalu Digo begitu bersemangat ketika aku ingin sekali datang ke kota tempat tinggalnya,tapi kali ini ia malah melarangku dengan alasan tidak ingin merepotkan orang lain,apakah sekarang aku hanya orang lain,secepat itukah perasaannya berubah padaku,atau memang aku yang terlalu cepat menerima Digo dalam hidupku,aku masih benar-benar tak percaya,aku menatap ketiga sahabatku dengan tatapan kosong,aku tak mampu lagi berkata-kata.
“kenapa Na,dia balas apa”tanya Tami lagi,aku lalu menyerahkan hp ku pada Tami,aku pikir Tami dan dan sahabatku yang lain akan marah dengan jawaban Digo tapi ternyata aku salah,mereka malah tampaknya lebih membela Digo.
“mungkin Digo butuh istirahat Na”jelas Rivi
“biarkan dia memulihkan kondisinya terlebih dahulu”sambung Sherla
“eh atau jangan kecelakaan Digo itu fatal”lanjut Tami
“maksudnya”tanyaku
“ya mungkin aja dia gak mau ketemu ama loe karena Digo.....”Tami diam sejenak
“Digo kenapa”tanyaku setengah berteriak
Tami tetap diam
“Digo kenapa mi”sambung Aya kemudian
“cacat”jawab Tami dengan volume serendah mungkin
“Tamiiiii...............”teriak Sherla dan Rivi berbarengan,Tami hanya mengangkat kedua jari tangan kanannya pertanda damai,aku memilih menjauh,dan mulai mencerna omongan Tami barusan,apa yang diucapkannya memang bisa saja terjadi,mungkin itu salah satu alasan kenapa Digo tak mau menemuiku.Aku berlari menuju kelasku,kebetulan aku dan ketiga sahabatku tidak satu kelas,sekali lagi kebingungan yang sedari awal memang telah lahir dan takkan mati sebelum aku benar-benar tau keadaan Digo,menghampiriku.
Hari ini tepat seminggu aku dan Digo membuat suatu ikatan dan hari ini pula aku ingin memperjelas hubungan ku dengan Digo,sudah tiga hari aku hanya menunggu dan menunggu kabar tentang Digo,tapi sepertinya Tuhan punya cerita lain dibalik kejadian ini,aku ingin melupakan Digo,aku ingin melupakan kisah indah ini,walaupun jika aku boleh jujur sampai detik ini aku masih teramat mencintai Digo,tapi aku tak ingin membuat Digo semakin tersiksa dengan kehadiranku,jika menjauh darinya adalah hal terbaik untuk saat ini,maka aku akan melakukannya,kulihat burung melayang-layang di udara,bergerak dengan lincahnya,tanpa ada sesuatu yang menjadi bebannya,dan itulah yang akan aku lakukan,sejenak melupakan Digo,dan mulai memikirkan masa depanku yang masih panjang.
“Na,tunggu donk”kata Rivi sambil berlari-lari kecil menghampiriku,aku pun hanya tersenyum dan kembali berjalan
“ehm........pasti Digo sudah ngasih kabar ya?”tebak Rivi,dan aku hanya menggeleng
“lalu.......”
“gw udah ambil keputusan”jawabku singkat,sembari menghentikan langkahku.
“apa?”tanya Rivi datar
“bagi gw cinta itu lahir dari sebuah keikhlasan,keikhlasan menerima apapun yang ada pada pasangan kita,,....aku mencintai Digo,mencintai hatinya,mencintai perhatiannya,dan semua yang ada pada dirinya,,,bukan hanya fisiknya saja,dan apapun yang terjadi padanya aku akan selalu mencintainya,dan biarlah cinta itu aku simpan dalam hatiku,dalam ruang yang terindah”jawabku dengan mantap disertai senyuman.
“artinya apa tuh”tanya Rivi lagi
“ah lemot nich,artinya aku akan selalu mencintai Digo whenever,wherever,n forever”jawabku mantap.Rivi pun mengangguk dan sejurus kemudian memelukku,begitu lah hingga kini aku tak memang tak pernah tau apa yang terjadi pada Digo dan aku memang tak pernah ingin tau,dan benar seperti apa yang orang katakan bahwa cinta memang tak harus memiliki.








By:harlis febriana
^_^